VIVAnews - Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama memberikan kuliah umum di Universitas Indonesia hari ini, Rabu 10 November 2010.
Di awal pidatonya, tak hanya ucapan 'Selamat Pagi' dan 'Assalamualaikum' yang dia ucapkan. Obama mengundang tepuk tangan riuh dan desir kebanggaan masyarakat Indonesia ketika mengatakan, "Indonesia bagian dari diri saya" dengan Bahasa Indonesia yang lancar.
Ia pun menyatakan ikut berduka atas musibah yang menimpa sebagian masyarakat Indonesia yang menjadi korban tsunami dan letusan Gunung Merapi. Kata dia, AS berkomitmen akan memberi bantuan yang dibutuhkan.
Obama lantas menceritakan kisah masa kecilnya di Jakarta. "Ibu saya menikahi seorang warga Indonesia, Lolo Soetoro, dan saat itu saya memasuki dunia yang berbeda," kata Obama, dalam pidatonya, Rabu pagi.
Namun, Jakarta dengan cepat menjadi kampung halaman, menjadi rumah, bagi Obama.
"Saat itu hanya sedikit gedung tinggi, salah satunya Hotel Indonesia. Dan hanya satu departemen store, Sarinah."
Tak banyak mobil di Jakarta saat itu. "Yang ada becak dan bemo," kata Obama. Tak lupa Obama juga menyebutkan makanan kesukaannya. "Bakso, enak ya...?," kata dia dengan Bahasa Indonesia.
Diceritakan Obama, keluarga, tetangga,dan guru mengajarkan Indonesia padanya. Juga teman-teman kecilnya.
Obama juga belajar Islam dan toleransi dari ayah tirinya, Lolo Soetoro, yang seorang muslim.
Sementara dari sang ibu, Obama mengaku belajar tentang kebudayaan Indonesia dan mencintai orang-orangnya.
"Ketika saya kembali ke Hawaii, saya tak pernah menyangka akan kembali ke Jakarta sebagai Presiden AS."
Kini Jakarta Jakarta di mata Obama sangat berbeda. Jakarta tumbuh pesat, menjadi pusat bisnis dan perdagangan.
Setelah pidato di UI, Obama dijadwalkan akan langsung menuju Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah dan langsung bertolak menuju Korea Selatan. (adi)
Sumber:
http://nasional.vivanews.com/news/read/187971-obama--ini-kisah-masa-kecil-sayaApakah kalian sempat menonton di TV dan menyimak kuliah umum Obama, apalagi kalo kalian mahasiswa UI Jakarta? Sangat disayangkan kalo kita sebagai bangsa Indonesia melewatkannya, pidatonya memotivasi kita untuk menumbuhkan rasa nasionalisme kita